Terjemahan ini agak membingungkan.
"Drink" di sini adalah kata benda, sedangkan "Minum" adalah kata kerja. Mungkin akan lebih baik jika ditambahkan kata "Sesuatu" > "Minum sesuatu?"
Pada bahasa sumber tidak ada kata 'something', jadi tidak bisa mengada-ada seperti itu. Kalau yang diinginkan kata benda, bisa menggunakan kata 'minuman'.
Pada kasus ini, bukan masalah ada kata "Something" atau tidak, tapi ungkapan apa yang paling natural bagi orang Indonesia.
Apakah orang Indonesia pada umumnya berkata,
"Bagaimana kalau minum(an)?" atau "Bagaimana kalau minum (sesuatu)?"
Kedua kalimat tersebut sangat dekat maknanya dengan "How about a drink?". Untuk menentukan, pilih yang -paling natural- bagi orang Indonesia.
Sebagai informasi, ada banyak sekali terjemahan interpretatif dari sebuah kalimat, saya mengumpulkan beberapa di antaranya yang menurut saya menarik, pada daftar yang saya buat berikut: http://tatoeba.org/ind/sentence.../show/4215/eng
Salah satu yang paling jelas adalah kalimat:
"寛大に人を許すように努めなさい。"
Try to be generous and forgive.
Arti -harfiah- dari kalimat Jepang tersebut adalah:
"Try to/Make effort to forgive people generously/leniently."
Kenapa kalimat di atas diubah? Itu karena kalimat di atas kurang natural bagi penutur asli. Kesimpulannya, tidak masalah Anda menambahkan kata yang 'mengada-ada', asalkan tujuannya adalah untuk membuat kalimat tersebut menjadi natural bagi penutur asli tanpa ada perubahan makna yang signifikan. Itulah tugas kita di sini, memastikan sebuah kalimat natural atau tidak.
Terlepas dari hal itu, saya kira "Bagaimana kalau minuman?" dapat pula digunakan, meskipun menurut saya makna, konteksnya tidak sama dengan "Bagaimana kalau minum sesuatu?"
Ya, saya setuju memang boleh menambahkan untuk membuat kalimat lebih natural. Namun, kita juga harus berusaha mempertahankan susunan bahasa sumber selagi masih natural bagi orang Indonesia.
Kalau Mas memang setuju dengan kata 'minuman', berarti itu sudah cukup natural dan pas. Artinya kata 'sesuatu' malah terlihat terlalu menambahkan karena tanpa kata itu juga sudah paham.
Jika dibilang natural, memang natural, namun saya tidak berpikir bahwa kalimat tersebut sudah pas. Coba Anda perhatikan, kapan kalimat "How about a drink?" bisa digunakan.
Contoh penggunaan:
1. Seseorang bingung akan apa yang harus ia bawa berikutnya sebelum ia pergi piknik. Lalu, seseorang mengingatkan, "How about a drink?" (atau "some drinks")
Pada kasus ini, saya setuju dengan Anda jika Anda menerjemahkannya sebagai, "Bagaimana kalau minuman?"
2. Berdasarkan terjemahan bahasa Jepang untuk kalimat ini, "一杯どう?" Kalimat ini (bahasa Inggris) mengajak seseorang untuk minum sesuatu. Karena itu tidak pas kalau menggunakan "Bagaimana kalau minuman?", dan lebih pas "Bagaimana kalau minum sesuatu?"
Kenapa saya menambahkan kata "Sesuatu" ? Itu karena tanpa kata itu, maka keadaannya akan menjadi seperti pada nomor 1. Gambarannya,
Seseorang bingung akan apa yang baiknya ia lakukan, lalu seseorang berkata, "Bagaimana kalau minum?" (How about drinking?) Ini -bukan- merupakan kalimat ajakan.
Fokus kalimat di atas adalah menawarkan sebuah aksi, yaitu "Minum" sedangkan kalimat sebelumnya, fokus pada "Sesuatu" yang akan diminum.
> ...tanpa kata itu juga sudah paham.
Tentu, tapi hanya bagi mereka yang tahu konteksnya. Pada kalimat terjemahan di sini, yang notabene tidak ada petunjuk konteks yang jelas, ada baiknya diberi penegasan, salah satunya adalah dengan penambahan kata-kata tertentu.
Ya, betul.
Saya melihat dari bahasa Inggris, bukan bahasa Jepang. 'How about..?' bisa untuk ajakan atau menawarkan pilihan lain. Sebelumnya yang terpikirkan oleh saya hanya yang tawaran pada pilihan lain.
Kalau gitu, Mas tambahkan lagi saja terjemahannya karena kita boleh kok menambahkan variasi pada terjemahan, jadi tidak melulu harus mana yang paling benar. :)
> Saya melihat dari bahasa Inggris, bukan bahasa Jepang
Setelah saya mencoba menerjemahkan beberapa kalimat lain (dengan Google Translate)
Hvad vil du sige til en drink? (DE)
What would you say to a drink?
Iszunk valamit? (HU)
We drink something?
Keduanya merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris, namun memiliki makna yang sama dengan kalimat terjemahan bahasa Jepang, yaitu ajakan (nomor 2). Dari sini, kemungkinan terjemahan dalam bahasa lain pun juga demikian.
Yang dapat saya simpulkan di sini, pilih makna/konteks mana yang paling banyak dipilih dari terjemahan-terjemahan yang sudah ada. Sebagai contoh, jika Anda bisa bahasa Arab, maka lihat terjemahan bahasa Arabnya. Begitu pula dengan saya, yang melihat bahasa Jepangnya. Namun tetap, saya membenarkan kalimat Anda, karena juga memiliki konteks yang jelas, meskipun mungkin tidak sama dengan terjemahan dalam bahasa lain.
> ...jadi tidak melulu harus mana yang paling benar. :)
Bahasa itu dinamis, jadi saya kira tidak ada yang paling benar. Kalimat yang kita pikir benar, bahkan yang sudah standar dalam bahasa Indonesia pun terkadang masih aneh dan asing bagi orang lain sesama penutur asli. Hal ini dikarenakan Indonesia wilayahnya sangat luas, bukan hanya bahasa Indonesianya saja yang berbeda, tapi variasinya pun juga ikut 'bervariasi' (ini juga terjadi pada bahasa-bahasa lain). Saya tidak memiliki cukup kemampuan untuk memahami semua itu. Namun yang pasti, jika saja semua variasi ditambahkan, kemungkinan itu justru akan membingungkan mereka yang mempelajari bahasa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal ini, akan lebih baik jika kita mengedepankan konteks yang umum (sering) daripada yang spesifik (jarang) dalam kehidupan sehari-hari.
Saya liat di kamus Cambridge, dan maknanya memang begitu: bisa untuk ajakan atau
menawarkan pilihan lain.
>Yang dapat saya simpulkan di sini, pilih makna/
>konteks mana yang paling banyak dipilih dari
>terjemahan-terjemahan yang sudah ada.
Saya bilang begitu karena saya pernah baca panduan penerjemahnya. Kalau tidak salah kita jangan terpengaruh dengan bahasa terjemahan yang lain dan tulis semua kemungkinan terjemahan yang ada.
Jangan lupa Mas, ada yang namaya terjemahan tidak langsung, yang panahnya berwarna abu-abu. Simbol itu yang menandakan terjemahan tidak langsung memang terkadang tidak terlalu pas.
Kalau Mas bilang bahasa itu dinamis dan tidak ada yang paling benar, lalu mengapa menyarankan agar tidak menambahkan variasi? Lalu mana yang harus ditambahkan sementara kita juga tidak tahu mana yang paling sering digunakan. Sebaiknya tambahkan saja variasinya karena pernah ada seorang user yang menyarankan saya demikian.
Diskusi di sini sudah terlalu panjang lebar. Mari kita lanjutkan melalui pesan pribadi.
Pesan pribadi itu digunakan untuk diskusi yang tidak berhubungan dengan kalimat di atas.
Kita kan masih membicarakan kalimat di atas, jadi lanjutkan saja di sini Mas. Siapa tau nanti ada pengguna lain yang bisa ikut diskusi. :)
Tags
View all tagsLists
Sentence text
License: CC BY 2.0 FRAudio
Logs
This sentence was initially added as a translation of sentence #27374
added by orion17, February 12, 2015
linked by orion17, February 12, 2015
edited by orion17, July 30, 2015